Blog Guru: Ulang tahun yang ke-65 SMAN 8 Jakarta

Ditahun 1985, saat saya memasuki gerbang sekolah, diterima di SMAN 8 Jakarta, di ruang samping piket, oleh pak Djoni Alfonso, guru Ganteng banget dan amat sopan tutur katanya. Bahagia bisa diterima setelah bersekolah di SMPN 1 Jakarta, Ibu Padmah kepala sekolah yang meminta saya untuk ke SMAN 8, bukan ke SMAN 1 BOEDOET atau SMAN 3 Teladan, yang masa itu, dua sekolah tersebut amat-amat terkenal.

Merasakan masa-masa kaget dengan model pembelajaran di SMAN 8 Jakarta, tugasa yang banyak, puluhan soal, puluhan tugas, puluhan pembuktian, hadeuh... kami dibentuk bukan dengan kenyaman uncang-uncang kaki. Guru yang kharismatik, dekat dengan siswa, tetapi juga ada guru-guru yang sedemikan berwibawa dan kami "takuti". Tetap tahan banting menerima tugas dan tantangan soal. Kelas satu, merasakan masuk siang, sete;ah zuhur, hingga pukul 17.00 wib. Terkadang ruang lantai dua sedemikian sunyi menuju maghrib. Pak Haji Oher sang penjaga sekolah demikian gagahnya, padahal sudah tua. Beliau hapal kunci, semua ruang, sehebat hapalnya Pak Manule akan nomor guru dan mengajar dimana saat itu.

Merasakan jadi murid, lulus deg deg degan hingga harus begadang di mesjid smandel, meliat pak Udi Wijono menuliskan nomor ujian anak-anak kelas 3 yang lulus. Dan jam 20.00 wib, saya lihat kelas saya, tidak ada nomor yang terlongkap, artinta lulus semua. Jangan kaget tahun sebelumnya ada 2 kakak kelas tidak lulus dan mengulang bersama angkatan kami. Pak Udi sebernarnya tahu saya menginap, tetapi beliau diamkan saja. Setelah tahu saya lulus, tidur pulas di mesjid hingga subuh, pulang dan tidak hadir coret-coretan baju.

Sebanyak 98 teman diterima di PMDK, UI ITB IPB, mereka orang-orang cerdas, keren dan fokus sekali. Ditahun sebelumnya angkatan 1987 ada 130 siswa yang diterima di PMDK. Kelas mereka lebih banyak dari angkatan saya. Kelas terbesar itu angkatan 89 di bawah angkatan saya, bayangkan kelas satu ada 17 kelas.

Saat itulah SMAN 8 mulai berbenah diri, menunjukkan prestasi akademik, banyak lomba yagg diikuti. Saya mah bagian jaga mesjid. Sering diberikan minum teh oleh pak Oher. Ternyata perkataan bu Cut Meurah kepada saya, "kamu jadi guru aja, terlihat kamu mampu. Jangan pindah lagi ke BTA." Saya memang lam di BTA. Disanalah proses peningkatan kompetensi sebagai guru diasah, mengajar, menjadi teman, bahkan sebagai kakak pembimbing diberikan secara penuh oleh kakak kakak kelas.

Banyak harapan saat jadi guru. Bahagia pernah mengawinkan peringkat terbaik UN untuk IPA dan IPS saat usia ke-50 SMAN 8 tahun 2008, ditahun emas. Kepala sekolah sedemikian berbahagianya. Berharap di usia ke-70 SMAN 8 akan kembali menuju kejayaah di PTN OSN dan Internasional baik lomba atau pun perkuliuahan. Terima kasih almamater yang teah membesarkan, mohon maat atas segala salah dan khilaf, semoga Tuhan tetap bersama SMAN 8 TERCINTA.