Blog Guru: ATURAN MENULIS, MENULIS DENGAN ATURAN
Salah satu kegiatan penting seorang guru adalah membuat evaluasi dalam proses pembelajaran. Soal ujian adalah salah satu teknik evaluasi yang baik, harus terukur dan validitas soal terjamin, sesuai dengan aturan menulis dan kompetensi yang diajarkan. Harus diakui membuat soal yang baik tidaklah mudah, sehingga banyak dari teman-teman tidak mau melakukan, bahkan lebih suka mencari soal-soal evaluasi yang sudah ada. Akhirnya kemampuan membuat soal yang baik tidak pernah dicoba, dilakukan bahkan dievaluasi keajegannya.
Teknik pembuatan soal evauasi yang baik sudah banyak diberikan nara sumber yang kompeten dalam pelatihan-pelatihan untuk guru. Kegiatan Bedah SKL yang hasil akhirnya adalah soal, terkadang hanya menjadi ladang untuk mengetahui siapa yang punya soal dan “share dong”. Membuat soal yang baik adalah kemampuan karena proses, oleh karenanya harus dilakukan, harus dievaluasi dari berbagai hal dan pasti ada kata “ salah dan harus diperbaiki”.
Tulisan ini bukan bermaksud untuk memberi pelajaran, tetapi lebih kearah : mohon evaluasi yang pernah saya lakukan, bagian mana yang seharusnya bisa diperbaiki. Semoga bisa menambah khasanah keilmuan saya dan yang iklash membaca tulisan ini. Ini merupakan segelintir pengalaman menulis di Puspendik, pusat penilaian pendidikan. Sehingga dasar pembuatan tulisan ini adalah aturan menuli soal puspendik.
Puspendik menulis : Penilaian terhadap hasil belajar peserta didik merupakan salah satu kegiatan rutin dalam dunia pendidikan. Penilaian hasil belajar dilakukan antara lain untuk mendiagnosa kekuatan dan kelemahan peserta didik, memonitor perkembangan belajar peserta didik, menilai ketercapaian kurikulum, memberi nilai peserta didik dan menentukan efektivitas pembelajaran. Untuk tujuan-tujuan tersebut dapat digunakan berbagai bentuk dan instrumen penilaian. Namun tes tertulis sampai saat ini masih merupakan instrumen yang dominan digunakan dalam menilai hasil belajar peserta didik.
Tes tertulis secara umum dapat dibedakan menjadi tes dengan pilihan jawaban (non-constructed response test), peserta didik hanya memilih dari jawaban yang disediakan, dan tes tanpa pilihan jawaban (constructed response test), peserta didik harus mengkonstruksikan jawabannya. Tes dengan pilihan jawaban sering dikritik karena dipandang tidak dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill). Hal ini tidaklah benar, soal tes dengan pilihan jawaban dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, hanya penyusunannya memang tidak mudah. Di sisi lain tes tanpa pilihan jawaban (constructed response test) yang sering dipandang sesuai untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, bila tidak disusun dengan cermat bisa jadi hanya mengukur berpikir tingkat rendah. Kedua bentuk tes tersebut potensial untuk mengukur berpikir tingkat rendah dan tingkat tinggi, tergantung kejelian dalam penulisan soal.
Oleh karena penulisan soal merupakan proses penentu kualitas tes maka penulisan soal perlu dilakukan secara sungguh-sungguh.
KAIDAH UMUM PENULISAN SOAL
Pengertian tes tertulis
Tes tertulis merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu harus merespon dalam bentuk tulisan, tetapi juga dapat dilakukan dalam bentuk lain, seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar.
Soal-soal pada tes tertulis dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu soal dengan memilih jawaban yang sudah disediakan (bentuk soal pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan) dan soal dengan memberikan jawaban secara tertulis (bentuk soal isian, jawaban singkat, dan uraian).
Teknik Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda (PG)
Soal PG merupakan bentuk soal yang jawabannya dapat dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban (option) yang telah disediakan. Setiap soal PG terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban merupakan jawaban benar atau paling benar, sedangkan pengecoh merupakan jawaban tidak benar, tetapi peserta didik yang tidak menguasai materi mungkinkan memilih pengecoh tersebut.
Keunggulan dan keterbatasan
Beberapa keunggulan dari bentuk soal PG adalah:
- dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki objektivitas yang tinggi;
- dapat mengukur berbagai tingkatan kognitif;
- mencakup ruang lingkup materi yang luas;
- tepat digunakan untuk ujian berskala besar yang hasilnya harus segera diumumkan, seperti ujian nasional, ujian akhir sekolah, dan ujian seleksi pegawai negeri.
Beberapa keterbatasan dari bentuk soal PG adalah:
- perlu waktu lama untuk menyusun soalnya;
- sulit membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi;
- terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban.
Dalam penyusunan soal tes tertulis, penulis soal harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal dari segi materi, konstruksi, dan bahasa.
MATERI
- Materi sesuai indicator
- Pilihan jawaban harus homogen dan logis
- Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar
KONSTRUKSI
- Pokok Soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas
- Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja
- Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar
- Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda
- Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama
- Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan : Semua pilihan jawaban di atas salah atau semua pilihan jawaban di atas benar
- Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau abjad harus disusun berdasarkan urutan (bisa besar ke kecil atau sebaliknya)
- Gambar, grafik, tabel, diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi
- Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya
BAHASA
- Setiap soal harus menggunakan Bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
- Jangan menggunakan Bahasa yang berlaku setempat
- Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Blog Guru: Mutu Guru Pasti Meningkat
Salah satu organisasi di keguruan adalah MGMP. Siapa yang tidak kenal dengan MGMP. MGMP merupakan wadah guru untuk saling mengembangkan diri dan aktualisasi kebersamaan dalam keilmuan.
Blog Guru: Senior yang tetap menjadi teladan di SMAN 8 Jakarta
Hari ini tidak bicara aturan, tata tertib ada disiplin. Hari ini hanya bicara teladan atau contoh baik atau sekarang dikenal sebagai praktik baik. Dalam proses pembelajaran, praktik bai
Blog Guru: Ulang tahun yang ke-65 SMAN 8 Jakarta
Ditahun 1985, saat saya memasuki gerbang sekolah, diterima di SMAN 8 Jakarta, di ruang samping piket, oleh pak Djoni Alfonso, guru Ganteng banget dan amat sopan tutur katanya. Bahagia b
Blog Guru: Membuat assesman atau penilaian yang baik
Salah satu tugas guru adalah memberikan penilaian kepada para siswa. Penilaian bentuknya bisa berbagai macam. Hal ini bisa kita lihat di RPP yang kita buat. Asesmen atau penilain mempun
Blog Guru: Disiplin itu penting
penting Lembaga pendidikan merupakan agen perubahan, karenanya pendidikan akan kedipsiplinan menjadi bagian utama dalam pembelajaran keseharian. Disiplin dimulai dari gurunya ber
Blog Guru: Budaya Positif di keseharian SMAN 8 Jakarta
Karakter siswa SMAN 8 Jakarta hampir dipastikan sebagai sebuah proses perjalanan panjang, sehingga saat mereka lulus, banyak guru akan berkata:"alhamdulillah anak itu sudah jadi". Pasti
Blog Guru: Membuat soal PG yang sesuai aturan
Membuat soal pilihan ganda yang baik memerlukan beberapa pertimbangan agar dapat menghasilkan soal yang valid, reliabel, dan mampu mengukur tujuan pembelajaran yang diinginkan. Berikut