Blog Guru: Teladan di SMAN 8 sebuah keharusan

Di tahun 1988-1989 saat masih di Baranangsiang Bogor, selalu terkesima dengan kata-kata Prof. Andi Hakim Nasution, mantan Rektor IPB saat memberikan kuliah umum. Kalimat yang selalu saya ingat adalah menjadi teladan. Teladan merupakan contoh yang baik. Contoh bisa baik dan buruk, tetapi teladan pasti tentang kebaikan. Dan itu juga yang kita dapatkab dari Rasulullah, suri teladan. 

Sebagai guru, kita selalu mendapatkan kata pening, digugu dan ditiru. Untuk teman-teman yang berasal dari Fakultas Kependidikan pasti akan faham sekali dengan pedagogik. DALAM dunia pendidikan, sering kita mendengar istilah dari pedagogi. Dilansir dari KBBI, istilah pedagogi memiliki makna berupa ilmu pendidikan atau ilmu pengetahuan.  Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 10, pedagogi dimaknai sebagai kemampuan untuk mengelola pembelajaran peserta didik. Pembelajaran dalam hal ini tidak hanya berkutat dalam pembelajaran formal dan akademik. Lebih dari itu, pedagogi berarti pendidikan karakter dan sosial peserta didik.

https://mediaindonesia.com/humaniora/557922/pedagogik-adalah-pengertian-kompetensi-fungsi-manfaat-dan-tujuan 

Manfaat pedagogi Dengan menerapkan pedagogi, tenaga pengajar dan peserta didik juga dapat memperoleh manfaat seperti berikut. 1. Terjadi interaksi yang lebih dekat antara tenaga pengajar dan peserta didik. 2. Membantu pemahaman peserta didik pada materi secara lebih komprehensif. 3. Pemahaman pada kurikulum dapat membuat tenaga pendidik dan peserta didik lebih kreatif. 4. Pendekatan yang lebih interaktif dengan peserta didik dapat membuat tenaga pendidik dapat lebih mengetahui masalah dan kendala dari peserta didik. 

Saya menggaris bawahi dua hal, pedagogi itu menekankan pada dua hal, pendiidikan karakter dan sosial peserta didik. Pembangunan karakter peserta didi di SMAN 8 Jakarta, seperti yang bapak ibu ketahui telah berjalan lama dan selalu ada perbaikan sesuia kondisi jaman. Seorang cerdik pandai pernah menuliskan kalimat keren : kecerdasan tanpa adab akan sia-sia. Patut diduga hasil akhir sebuah pendidikan adalah adab, tata krama, kesopanan, karakter baik dan tentunya sebuah teladan. SMAN 8 pernah menggunakan kata-kata cerdas dan berkarakter, di visi sekolah. Bukan hanya mencerdaskan tapi juga berkarater Indonesia.

Salah satu kegiatan besar yang menjadi unggulan, salah satunya TeSIS. Temu Sosial Ilmiah Smandel. Belum setahun bertugas di SMAN 8, diceburkan sebagai sekretaris menemani pak Akom (agus komarudin), melanglang ke Rajapolah. Tangan belum sembuh sudah diajak survey, menggambar pakai tangan kiri. Tangan kanan patah saat menemani pelnatikan PO PK di wilayah Sukamantri. TeSIS merupakan program yang Kurikulum Merdeka banget, sebelum kurikulum merdeka diciptakan. 

Ketika banyak sekolah dengan wisata edukasi, apapun namanya hanyalah sebuah wisata. SMAN 8 yakin kalau cuma wisata, warga smandel akan mampu dan pasti keren. Tapi bagaimana merancang kegiatan yang ada wisata edukasinya tetapi juga dapat karakter teladan tetapi dengan tidak meninggalkan misi ungul dalam IPTEK dan IMTAQ. TeSIS benar-benar sebuah solusi. Guru menjadi panitia, tidak melibatkan orang tua, semua di tangan para guru hebat. Kebutuhan dokter dan baksos masih melibatkan beberapa ortu, teta[i di TeSISnya, kita berharap peserta didik akan melihat teladan KEMANDIRIAN dan KETANGGUHAN. Ada hal yang kita jaga, orang tua hanya boleh hadir ke lokasi di POS Panitia. Sehingga 4 malam akan menjadi berharga sekali.

Pembelajaran juga didapatkan para guru tentang aktivitas peneliatian, teknik wawancara, membuat proposal yang baik, teknik uji, bahkan juga dinamika di keseharian ketika menghadapi kenyataan bahwa di sebagian wiayah Jawa Barat ada istlah tidak ada makan pagi. Atau juga beberapa anak yang menghilang dan ternyata ke studio band hanya untuk latihan rutin. TeSIS telah banyak memperkenalkan wilayah-wilayah tertentu dengan sumberdaya, aktivitas ekonomi dan kearifan lokal. SMAN 8 Jakarta keren.

Saatnya kita kembali untuk membeirkan Teladan sebagai guru, di era kurikulum merdeka. Proses pembelajaran menjadi amat penting. Berpihak pada murid sebuah keharusan. Berdiferensiasi praktek di pembelajaran keseharian, dan tentuna refeksi harus diwujudkan dalam pembelajaran sehari-hari. Tuhan tidak pernah menciptakan produk gagal, kita  antarkan anak-anak didik kita menuju cita-citanya sesuai kodrat alam dan kodrat jaman. Jadikan SMA Negeri 8 Jakarta bukan hanya sebuah sekolah, tetapi Taman yang menyenangkan sesuai pikiran ki Hajar Dewantara. 

Mohon maaf, semoga bermanfaat.